Ada Celah

Kadang beberpa orang berfikiran gue ini nekat, gue ini aneh, gue ini main-main, gue ini misterius bahkan yang paling sering gue ini gak jelas. Tapi gue maklumin itu. Gak cuma teman-teman gue yang kadang bilang gue gak jelas. Guru, bahkan ibu gue sendiri bilang kalau gue aneh.

Sekali lagi gue maklumin itu.


Banyak artikel atau bahkan buku yang udah gue baca. Dari mengenai hadist, hati, bahkan sejarah-sejarah tokoh. Al-Qur’an gak lupa sebagai pedoman gue. Dunia itu menarik guys. Banyak rahasia yang ada didalamnya, terutama pemikiran makhluk-makhluk hidupnya. Gue baca begitu banyak sejarah-sejarah tokoh, hadist, meskipun cuma ngambil inti sarinya aja, tapi gue ngelakuin itu karena ketertarikan gue terhadap orang-orang yang menganggap gue aneh.

Ya, gue mau ngebuktiin kalau apa yang mereka anggap “aneh” adalah suatu “perbedaan” antara gue dan mereka.


Kadang gak banyak orang yang tau, setiap tindakan gue selalu ada maksud tertentu yang sengaja gue tutupin. Kenapa begitu? Karena ada rahasia dibalik rahasia. Kalian akan terus beranggapan gue ini aneh kalau kalian sendiri gak mau mengenal siapa gue, bagaimana gue sehari-hari. Ada kalanya kalian cari tau. Gak mungkin gue beri tau identitas gue ke orang-orang.

Dan ada sedikit pengalaman, yang mungkin bisa ngemotivasi kalian mau itu yang dianggap aneh maupun nggak.


Malam itu di kios jus, gue ketemu anak kecil (cowok) sekitar 8/9 tahunan yang mentalnya sedikit terganggu. Dia beli jus sama bokapnya. Gue terus perhatiin si anak tersebut.

Seakan seneng jus buatan dia segara dibuat, dia nepok-nepok tangan ayahnya. Terus dia maju kedepan sama ayahnya. Si anak kecil itu dengan fokus ngeliat proses pembuatan jus. Terus dia balik lagi ke pelukan ayahnya. Gue rasa dia seneng. Wajah senengnya gak bisa dibohongin.
Kala itu gak cuma gue doang yang ngeliatin dia. Tapi ada beberapa orang yang ngeliatin dia dengan wajah yang beranggapan kalau si anak kecil tersebut aneh.

Gue terus perhatiin si anak kecil tersebut sambil senyum. 

"Enggak! Gue gak pedofil!"


Gue seneng ngeliat si anak kecil itu seneng. Dia gak peduli orang-orang ngeliatin dia seperti apa. Dia terus ceria, meskipun itu keliatannya aneh. Tapi setelah gue pikir-pikir, anak ini gak aneh. Dia hebat. Dia unik. Dia berfikir apa yang orang lain abaikan.


Malam itu gue belajar, emang kadang orang-orang seperti gue dan dia masih sulit diterima karena suatu “perbedaan” yang mereka anggap “aneh”. Tapi disaat ada kelebihan, disitu juga ada kekurangan.

No body perfect

Tidak ada komentar:

Posting Komentar