Ayah

Semut pada bulan

Jauh karena berjuang katanya.

Tapi kali ini saya percaya saja,

tidak mau durhaka.

Sebenarnya angin itu memporak-porandakan apa yang di sekitarnya.

Harus menjelaskan dengan permainan kata.

Tapi untungnya saya lahir sebagai pria.

Jadi tak perlu begitu pusing, sehingga dianggap orang penting.

----

Beda. Ia mau beda.

Jangan seperti ayahnya.

Sedikit saja sepertinya.

Kamu tidak akan mengerti bagaimana.

Bulan merindukan Matahari.

Gerhana terjadi sesekali.

Tapi kali ini tampaknya tak akan ada lagi Gerhana.

Hanya ada sedikit sinar.

Ketidaklengkapan tak akan jadi masalah saat ini.

Hei si Cinta, kamu tau kenapa?


Saya akan jadi pria yang bertanggung jawab. Lebih dari pria-pria sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar